Kamis, 28 Juni 2012

PERSPEKTIF PROF.DR. BUYA HAMKA TENTANG EKSISTENSI KETURUNAN SAYYIDINA MUHAMMAD SAW



PERSPEKTIF PROF.DR. BUYA HAMKA TENTANG EKSISTENSI KETURUNAN SAYYIDINA MUHAMMAD SAW



Panggilan Habib atau Sayyid, Syarif dan lain-lain merupakan panggilan yang sering kita dengar untuk sebutan keturunan Rasululalh saw. Sebagian masyarakat menggunakan panggilan ini dan sebagian lain tidak. Ada juga yang tidak mengakui keturunan Rasulullah saw namun ada yang tidak. Berikut adalah pendapat Prof. Dr. Hamka dalam menerangkan masalah Gelar Sayid atau Habib yang cukup bijaksana.

H. Rifai, seorang Indonesia beragama Islam yang tinggal di Florijin 211 Amsterdam, Nederland, pada tanggal 30 Desember 1974 telah mengirim surat kepada Menteri Agama H.A. Mukti Ali dimana ia mengajukan pertanyaan dan mohon penjelasan secukupnya mengenai beberapa hal.
Oleh Menteri Agama diserahkan kepada Prof. Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAKMA) untuk menjawabnya melalui PANJI MASYARAKAT, dengan pertimbangan agar masalahnya dapat diketahui umum dan manfaatnya telah merata.
Penulis

Yang pertama sekali hendaklah kita ketahui bahwa Nabi s.a.w tidaklah meninggalkan anak laki-laki. Anaknya yang laki-laki yaitu Qasim, Thaher, Thaib, dan Ibrahim meninggal di waktu kecil belaka. Sebagai seorang manusia yang berperasaan halus, beliau ingin mendapat anak laki-laki yang akan menyambung keturunan (Nasab) beliau hanya mempunyai anak-anak perempuan, yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum dan Fathimah. Zainah memberinya seorang cucu perempuan. Itupun meninggal dalam sarat menyusu. Ruqayyah dan Ummu Kaitsurr mati muda. Keduanya isteri Usman bin Affan, meninggal Ruqayyah berganti Ummu Kaltsum (ganti tikar), ketiga anak perempuan inipun meninggal dahulu dari beliau.

Budidaya Tanaman Padi


JENIS TANAMAN
Klasifikasi tanaman padi (Oryza sativa) adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Family : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza spp.

Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan. Varitas unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran tinggi), Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah).Varitas unggul introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB 34, PB 36 dan PB 48 (dataran rendah).
SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
1. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.
2. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim
kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif.
3. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-23 derajat C.
4. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan.
5. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.

Halalnya Bernyanyi dan Memukul Terbang


Musik sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Hampir tidak ada ruang steril dari musik. Bahkan dalam upaya membudayakan shalawat Nabi, akhir-akhir ini musik Indonesia diwarnai dengan maraknya alunan cinta Rasul. Selain itu sering pula kita dengarkan lantunan musik religi yang tidak kalah ikut meramaikan pasar musik Indonesia. Termasuk di dalamnya kesenian hadrah ataupun rebana yang mulai merambah pasaran luas. Hal inilah yang menimbulkan pertanyaan, ada apa dengan musik? Bagaimana hukumnya menyanyi dan memainkan alat musik?
Salah satu karakter manusia adalah senang terhadap keindahan (seni). Yaitu terpesona alam yang sejuk dipandang mata (seni rupa) serta alunan alam yang asyik dinikmati telinga (seni suara). Begitu pula dengan nyanyian (nasyid), sebab menyanyi itu merupakan fitrah manusia yang senang dengan keindahan. Lagu dilantunkan untuk menghiasi hati manusia agar terhibur dengan menikmati serta menghayati tiap bait syair yang dilantunkan dengan suara merdu. Yang pada dasarnya untaian lantunan lagu tersebut diharapkan bisa menggerakkan hari seseorang untuk merasakan keindahan ciptaan Allah SWT, sekaligus mengakui kekuasaan-Nya.

PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL: PERUBAHAN STRATIFIKASI DAN STRUKTUR MASYARAKAT



PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL:

PERUBAHAN STRATIFIKASI DAN STRUKTUR MASYARAKAT

Suhirmanto, A555010081
Perubahan stratifikasi dan struktur masyarakat ditelaah dari tiga bacaan
Tulisan Sosrodihardjo (1972) membicarakan perubahan struktur masyarakat dalam kaitannya dengan dinamika pembentukan kelas-kelas pemasaran pribumi di Jawa. Asumsinya adalah bahwa gejala perebutan pemasaran antar berbagai golongan dalam masyarakat menandai terjadinya perombakan dalam struktur masyarakat bersangkutan. Dari sini, kemudian diajukan suatu tesis bahwa perubahan dalam struktur pemasaran akan menimbulkan perubahan dalam struktur masyarakat secara keseluruhan.
Selanjutnya dinyatakan bahwa perubahan struktur pemasaran itu sendiri (yang membawa pada perubahan struktur masyarakatnya) dalam sejarah masyarakat Jawa berlangsung terutama dalam masa-masa kekacauan, dalam hal ini terutama menyertai pergolakan-pergolakan peperangan. Selama masa ketidakpastian ini terjadi kondisi ketidakmenentuan yang mengakibatkan adanya perasaan terombang-ambing antara harapan dan kecemasan. Ikatan tradisi mulai retak dan orang makin terdorong kepada keinginan untuk mencoba nilai-nilai baru dan menguji sampai seberapa jauh ia dapat memaksakan hasrat pribadinya dalam situasi yang serba tidak pasti ini. Menurut Sosrodihardjo, jika di dalam suatu masyarakat telah timbul harga diri dan tuntutan penghargaan yang lebih tinggi semacam ini, maka hal itu menandakan bahwa sudah mulai ada perubahan dalam struktur masyarakat, yakni perubahan dalam sistem-sistem status dan kedudukan. Jika tuntutan atas penghargaan ini disertai dengan kekuatan dan kekuasaan, maka nyatalah bahwa di sini terdapat kelas baru yang sedang muncul dan ingin memperluas cengkeraman pengaruhnya.