Senin, 25 Januari 2010

Fanatik Yes, Anarki No



SUPORTER adalah salah satu elemen penting dalam sepak bola. Tanpa suporter, atmosfer pertandingan sepak bola terasa hambar. Bagai sayur tanpa garam! Namun, suporter juga bisa bikin sepak bola ternoda. Itu bila mereka bertindak yang mencederai sportivitas. Tawuran, melempari wasit dan pemain, atau bahkan membakar stadion.

Ironisnya, noda-noda seperti itu masih menghiasi wajah sepak bola Indonesia. Ulah pendukung Persebaya Surabaya yang terlibat bentrok dengan warga di Solo (22/1) seakan membuka cerita lama tentang buruknya mental suporter di Indonesia.

Memang, ada beragam versi terkait insiden tersebut. Ada yang bilang, Bonek -julukan pendukung Persebaya- sengaja bikin ulah dengan melempari warga. Namun, versi lain mengatakan bahwa Bonek lebih dulu diserang sehingga mereka membalas. Apa pun versinya, yang pasti, insiden itu tak sepatutnya terjadi. Persebaya tidak sedang melakoni pertandingan di Solo. Ribuan suporter Persebaya itu hanya melintas di Solo karena akan menyaksikan tim kesayangannya berlaga melawan Persib Bandung. Akibat aksi lempar batu itu, korban pun berjatuhan. Seorang warga, petugas keamanan, dan jurnalis terpaksa masuk rumah sakit karena kepalanya bocor diterjang batu. Sejumlah bagian di Stasiun Purwosari, Solo, juga rusak. Insiden di Solo membuat aparat keamanan di Bandung waspada. Langkah antisipasi dilakukan. Begitu memasuki Bandung, para pendukung Persebaya dilokalisasi di satu tempat khusus. Mereka tak dibiarkan berkeliaran. Selain itu, petugas melakukan langkah persuasif dengan menyediakan makanan untuk para suporter bondo nekat itu. Upaya itu membuahkan hasil. Saat pertandingan Persib melawan Persebaya digelar di Stadion Jalak Harupat, Bonek tak berulah. Mereka duduk berdampingan dengan pendukung tuan rumah. Bahkan, ketika Persebaya akhirnya kalah 2-4. Yang namanya suporter, di mana pun tempatnya, sesungguhnya memiliki spirit yang sama. Mereka adalah kelompok pendukung untuk sebuah tim. Suporter muncul karena kecintaan kepada tim pujaannya. Karena itu, yang namanya suporter sudah pasti dilandasi semangat fanatisme. Suporter ya harus fanatik! Hanya, fanatisme itu haruslah yang positif. Salah satu bentuk fanatisme suporter adalah memberikan dukungan langsung kepada tim kesayangan. Tidak hanya di kota sendiri, kalau perlu ikut mendampingi tim saat bertanding di kota, pulau, atau bahkan negara lain. Itu pula yang dilakukan pendukung fanatik Persebaya. Juga kelompok suporter lain di negeri ini. Yang harus dilakukan suporter adalah menjaga spirit fanatisme itu dalam bingkai yang benar. Berikan dukungan dengan cara yang santun. Kalau harus berteriak, jangan gunakan kata-kata kotor. Menyanyilah dengan syair-syair yang menghibur. Kalau harus keluar kota, lakukan perjalanan yang aman. Kalau naik kereta, harus bayar tiket. Nikmati perjalanan. Jangan mudah terpancing provokasi. Selanjutnya, beli tiket pertandingan, masuk stadion dengan tertib, dan menyaksikan tim pujaan beraksi. Kalah atau menang urusan nanti. Enak kan? (*)

Tidak ada komentar: